Laman

ASAL MULA KERAJAAN LANDAK

Sekitar thn 1370 M, dimana kisah ini berawal yaitu dikampung Jering kec. Ngabang Kabupaten Landak sekarang, hiduplah sepasang suami istri yaitu Kaleder yang laki-laki dan yg perempuan bernama Anteber. Dari keduanya lah asal mula suku daya' Kendayan.
Singlat cerita, kira2 thn 1377 lahirlah anak mereka yg diberi nama Riya Jambi yg setelah dewasa dikawinkan dengan Ngantan Barangan yg berasal dari gunung Bawang sambas. dari perkawinan keduanya, lahirlah 5 anak laki-laki yg masing2 diberi nama :
Riya Kanu, Riya Tano, Riya Rinding, Riya Tanding, Riya Jane.
Pada suatu ketika, datanglah kerumah Riya Jambi seorang anak bernama Riya Sinir yg mengaku datang dari gunung Bawang dan ibunya bernama Ngantan Barangan serta bapaknya bernama Bujang Nyangko. karena masih ada pertalian saudara maka Riya Sinir diajak tinggal bersama oleh Riya Jambi. hal itu di iyakan oleh Riya Sinir akan tetapi dia meminta ijin untuk berburu burung enggang utk di salai kulitnya sebagai obat utk dirinya sendiri. dapatlah dia memanah dgn sumpitnya seekor enggang yg ternyata piaraan seorang gadis cilik yg bernama DARA HITAM. terjadilah pertengkaran memperebutkan burung enggang tersebut yg akhirnya dimenangkan oleh Riya Sinir setelah dia menyampaikan maksud nya mengapa menyumpit burung enggang tersebut. DARA HITAM menyerahkn burung tersebut dgn suka rela yg membuat Riya Sinir jatuh hati. hal itu diterima Dara Hitam dgn memberikan cincin rotan kpd Riya Sinir dan berkata: "Kalau kiranya cincinku ini cocok pada jari manismu, tentu engkaulah jodohku". karena keduanya memang sejodoh, cincin itu pas pula pada jari manis Riya Sinir. Sejak saat itu, menetaplah DARA HITAM di TEMBAWANG SELIMPAT, tepi sungai TENGANAP kampung JERING menunggu pada saatnya Riya Sinir melamarnya.

DARA HITAM adalah putri tunggal dari PATIH GUMANTAR seorang raja kecil didaerah nya yg subur dan makmur sehingga banyak membuat raja-raja daerah lain merasa iri dan ingin merebut kekuasaannya. salah satu kerajaan itu adalah MIAJU yg nekat menyerang daerah PATIH GUMANTAR yg mengakibatkan terkayaunya kepala PATIH GUMANTAR dan disimpan didalam Tajau Tarus Raja Miaju.

DARA HITAM tumbuh dewasa dan menjadi seorang Balian atau dukun dan sering mandi di sungai tenganap. pada suatu ketika saat sang balian mandi,tercabutlah sehelai rambutnya yg sangat panjang dan hanyut melewati kerajaan PULANG PALIH keturunan raja dr Banten. sang raja pun mencari siapa empunya rambut yg sangat panjang tsb. mengetahui yg punya rambut adalah seorang yg cantik maka raja Pulang Palih mencari cara untuk melarikan DARA HITAM kekerajaannya. dgn berpura-pura sakit didalam sampan, raja Pulang Palih memanggil Dara Hitam utk mengobatinya. krn sdh terbiasa kemana-mana, tanpa curiga dara hitam pergi mengobati pulang palih yg berada didlm sampan yg memang telah dipersiapkn khusus utk menculik dara hitam. dibawalah dara hitam ke pangkalan sungai sepatah di Tembawang Ambator Anggarat. Pulang Palih mengutarakan maksud nya utk mengawini dara hitam. utk menolak sang raja secara halus, dara hitam mengajukan syarat yaitu harus mengambil tengkorak kepala ayahanda nya yaitu patih gumantar yang di kayau oleh suku miaju.
Dipersiapkanlah peralatan perang dan diantaranya adalah jong atau sebuah sampan besar utk memuat peralatan perang. jong tsb hrs di buat dr kayu pohon merbau yg diambil dr tepi sungai sepatat. dgn bergotong royong mereka menebang pohon merbau tsb. krn pohon tsb sangat besar mk menebangnya dilanjutkan hari selanjutnya. keesokannya harinya pohon merbau tsb sudah berdiri kembali pt semula tanpa bekas cacat apapun dan hal ini terulang sampai 3 kali penebangan. oleh Dara Hitam diusulkan agar memanggil Riya Sinir utk menebang pohon tsb. Karena suka menolong, Riya Sinir pun menebang pohon tsb dan dgn kesaktiannya pohon tsb tidak bisa kembali lagi spt semula. Karena tugas sdh selesai, kembalilah Riya Sinir kekampungnya dan pembuatan jong tsb dilanjutkan oleh penduduk . setelah selesai jong tsb, tinggal mendorongnya kesungai, akan tetapi jong tsb tidak mau bergeser sedikitpun walau seluruh penduduk dikerahkan utk mendorong nya. jgnkan bergeser, bergoyang sedikitpun tidak. kembali Dara Hitam mengajukan Riya Sinir kpd Raja Pulang Palih utk meluncurkan Jong tsb. hal itu disanggupi oleh Riya Sinir dgn syarat: menyedikan 7 wanita hamil tua, yang akan menjadi alas bantalan luncur jong tsb, 7 buah telur ayam yg baru ditelurkan oleh ayam yg baru pertama kali bertelur, 3 gantang uang logam, campuran perak, tembaga dan uang timah. Dengan berat hati Raja Pulang Palih menyanggupi syarat tsb tp demi keinginannya menikahi DARA HITAM, syarat tsb harus dipenuhinya.
dengan sekali tepuk di buritan jong tsb, meluncurlah sampan besar itu melewati ke 7 wanita hamil tua tsb dgn mulusnya hingga sampai mengapung disungai. Ajaibnya ke 7 perempuan itu satupun tidak ada yg cedera malah merasa semakin sehat, dan ke 7 telur ayam td oleh Riya Sinir disuruh dieramkan. semuanya menetas dan keluarlah ayam-ayam jago yg langsung bs berkokok pula.
Setelah semua siap dan tinggal menunggu perintah berangkat, Raja Pulang Palih Menjanjikan sesuatu jika ia berhasil membawa kembali Tengkorang kepala Patih Gumantar.
Karena kecerdasannya, Riya Sinir menghambur-hamburkan uang yg dipintanya dr raja pulang palih dikampung miaju. Ada yg terjatuh di tempat menimba air, ada yg tersangkut di pohon tuba. yg menemukan uang ditempat menimba air memberitahukan kepada yg lainnya dirumah panjang sehingga berduyun-duyunlah mereka datang memungutnya. yang melihat tersangkut dipohon tuba, menebang pohon tsb hingga potongan kayu yg mengandung tuba mencemari air sungai yg menyebabkan ikan-ikan disungai tsb mabuk dan naik kepermukaan air. Berebut lah semua penduduk miaju memungut uang dan ikan sehingga mereka melupakan tempat tempayan tajau dimana tengkorak kepala patih gumantar disimpan.
Dengan tenang Riya Sinir mengangkat tempayan tajau tsb ke jong dan memerintahkan seluruh anak buah nya berkayuh sekuat tenaga sehingga tidak terkejar oleh penduduk miaju yg telah tertipu. Setibanya didepan Pulang Palih, tempayan tajau itupun dipersembahkan sehingga mengingatkan Raja Pulang Palih akan janjinya yg akan memberikan sesuatu kpd Riya Sinir. Janji itu ialah akan memberikan salah satu istri nya kepada Riya Sinir jika tugas nya terlaksana. Istri pulang Palih ada 7 org termasuk dara hitam tetapi yg didandan secantik mungkin hanya 6 org sedangkan Dara Hitam disembunyikan didapur dan dibedaki dengan arang sehingga hitam legamlah rupanya. Ke 6 istri sang Raja tidak menarik hati Riya Sinir krn Dara Hitamlah yg di carinya. Hal itu disebabkan oleh pertunangannya dengan Dara Hitam sejak mereka bertemu dgn ditandai oleh cincin rotan yg telah diberikan oleh Dara Hitam. Dgn kesaktiannya, Riya Sinir mengambil selembar sirih dan dilipat-lipatnya menjadi kecil sehingga menjadi seekor kunang-kunang. Riya Sinir berkata:"kpd siapa kunang2 ini hinggap, ialah menjadi istriku".
Terbanglah kunang2 itu menuju kedapur tempat Dara Hitam disembunyikan dan hinggap dibahu Dara Hitam. Walaupun hal itu memberatkan hati Raja Pulang Palih tapi krn janjinya sbg raja mau tidak mau harus ditepatinya. Dgn berat hati dilepaskan lah Dara Hitam utk dibawa pulang oleh Riya Sinir dgn permintaan dari Raja Pulang Palih yaitu jika dara hitam melahirkan seorang laki-laki, itulah adalah anakku, jika yg lahir perempuan biarlah menjadi anak Dara Hitam. Dgn kejujurannya, Riya Sinir mengiyakan permintaan tsb dan pulanglah mereka menuju kampung ayahnya yaitu Riya jambi.

Beberapa bulan kemudian, Dara Hitam melahirkan anak kembar yang keduanya laki-laki, yg lahir pertama diberi nama LUTIH dan yg lahir kedua diberi nama KARI. kerna kejujuran hatinya, dikirimlah berita kpd Raja Pulang Palih. Setibanya Raja Pulang Palih, beliau memberi juga nama kpd anak yg lahir pertama yaitu DULKASIM dan yg lahir kedua diberi nama DOLKAHAR.
Biar adil bagi keduanya, maka nama kedua anak kembar tsb menjadi LUTIH DOLKASIM utk anak yg tertua dan KARI DOLKAHAR utk anak yg kedua.
Untuk menentukan mana yg menjadi anak Raja Pulang Palih, maka kedua bayi tsb dijemur di bawah sinar matahari yg sedang panas-panasnya. menangis lah anak kedua yg merupakan tanda bahwa anak yg kedualah yg menjadi Anak Raja Pulang Palih yg bernama KARI DOLKAHAR.

25 thn kemudian, tibalah saatnya utk mereka berbagi daerah. LUTIH DOLKASIM diangkat menjadi penguasa didaerah darat hulu sedangkan KARI DOLKAHAR diangkat menguasai seluruh daerah pantai laut. Inilah asal mulanya suku daya' didaerah ini menamakan dirinya Daya' Darat dan Daya' Laut.
Pembagian daerah ini dilaksanakan dgn upacara adat dgn membawa batu masing2 satu buah dan seluruh penduduk menjadi saksinya. dlm upacara tsb diucapkanlah sumpah yaitu:
1. Hidup hrs tolong menolong.
2. Hidup harus mempertahankan keamanan rakyat dan desa.
3. Tidak boleh hidup tipu menipu.
4. Harus Jujur dan adil.
5. Harus hidup setali sedarah.
Setelah mengucap sumpah, ditanamlah salah satu batu yg dibawa mereka didepan halaman rumah panjang dikampung jering kec.ngabang kab. Landak skrng.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar