Laman

7. PENGUKURAN LAJU INFILTRASI TANAH

7.1. Pendahuluan

Pengukuran infiltrasi, baik kapasitasnya maupun kecepatannya dari suatu tanah penting untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah. Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah, biasanya merupakan aliran ke bawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini umumnya menentukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan tanah (surface run off).

Laju infiltrasi adalah jumlah (volume) air yang melewati suatu luasan penampang permukaan tanah per-waktu dengan satuan m3/m2/ det, atau sama dengan satuan kecepatan = m/detik. Bila suatu saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti laju penambah air dipermukaan tanah telah melampauilaju infiltrasi tertinggi. Laju infiltrasi maksimum dinamakan “Kapasitas infiltrasi” (Horton, 1971) dan oleh Hilell (1971)disebut sebagai “infiltrability

Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan dan kontinyu (baik dari hujan maupun sprinkler) umumnya konstan di awal proses kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan.

Kecepatan Ifiltrasi

waktu

Gb 7.1. Hubungan antara infiltrasi dengan waktu pada saat terjadi hujan atau irigasi pancar dengan intensitas konstan.

Bila permukaan tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka laju infiltrasi atau infiltrability langsung menurun sehinggan mancapai lebih kurang kurang konstan (gambar 7.2).

Kecepatan Infiltrasi













waktu

Gb. 7.2. Hubungan antara infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanag tergenang air.

Apabila dihitung “infiltrasi kumulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasilnya merupakan integrasi dari kurva hubugan antara laju infiltrasi dengan waktu (Gambar7. 1&7. 2), sehingga hasilnya dapat siperlihatkan dalam gambar 7.3.

Kecepatan Infiltrasi




waktu

Gb. 7.3. Hubungan antara infiltrasi komulatif dengan waktu.

Infiltrability atau kapasitas infiltrasi atau laju infiltrasi maksimum tergatung dari beberapa faktor yang akan diuraikan berikut ini :

a. Faktor waktu, yakni antara wal pemberian air (awal turun hujan atau irigasi) sampai berakhirnya proses infiltrasi. Laju infiltrasi pada saat awal lebih cepat kemudian menurun sampai akhirnya mendekati konstan (Gambar 7.1 & 7.2).

b. Kadar air permulaan (gambar 7.4)

Kecepatan Infiltrasi

1

2









waktu

c. Daya hantar air jenuh

d. Keadaan permukaan tanah (Gambar 7.5)

Kecepatan Infiltrasi

2 1




3




Waktu

Gb. 7.5. Hubungan antara kecepatan infiltrasi dengan waktu pada tanah-tanah (1) lapisan permukaan sangat permeable (2) lapisan tanah seragam sampai dalam dari lapisan permukaan impermeable.

e. Adanya lapisan penghambat (Gambar 7.6)

Kecepatan Infiltrasi

1

2









waktu

Gb. 7.6. hubungan antara kecepatan infiltrasi dengan waktu pada tanah yang memiliki (1) penampang seragam dan permeable (2) lapisan mampat (in permeable dalam penampangnya.

Menurut Kohnke (1968), infiltrasi tanah dan laju perkolasi dapat diklasifikasikan berdasarkan Tabel 7.1.

Tabel 7.1

Klasifikasi Infiltrasi Tanah dan Laju Perkolasi

Deskripsi

Infiltrasi (mm/jam)

Perkolasi (mm/jam)

Sangat lambat

Lambat

Sedang lambat

Sedang

Sedang cepat

Cepat

Sangat cepat

1

1 – 5

5 – 20

20 – 65

65 – 125

125 – 250

250

1

1 – 5

5 – 16

16 – 50

50 – 160

160

7.2. Prinsip Kerja

Laju infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer, yang berupa silinder tunggal atau ganda yang dimasukkan kedalam tanah kemudian diisi air. Permukaan air ini dapat daga tetap atau dapat pula dibiarkan menurun, dan kaduanya dapat manunjukkan laju infiltrasi yanah yang kaduanya dapat menunjukaan laju infiltrasi tanah yang bersangkutan. Dalam praktikum ini menggunakan infiltrometer ganda yang dianggap lebih baik disbanding dengan silinder tunggal.

7.3 Tujuan Pengukuran

Mengetahui perbedaan laju dan kapasitas infiltrasi dari tanah-tanah yang berbeda sistem pengelolaannya (Bera, rumput, palawija, tanah hutan).

7.4 Alat-alat

Ø Seperangkat alat infiltrometer ganda

Ø Stop watch

Ø ember (untuk menambahkan air)

Ø penggaris dan alat-alat tulis

Ø plastic

Ø gayung

7.5 Cara Kerja

1. Pilih tempat yang akan diamati yang memungkinkan (permukaan relative datar).

2. Letakkan ring dalam dan luar pada permukaan tanah, dimana titik pusat lingkatan didalam sama dengan lingkaran luar.

3. diletakkan “driving plate” diatasnya dengan skrup pengatur berada di tengah-tengah.

4. Tekan atau pukul dengan pemukul yang disediakan, hingga ring dalam dan luar terbenam kurang lebih 10 cm.

5. Lapisi permukaan tanah pada ring dalam dengan selembar plastik.

6. Masukan air kedalam ring luar yang diikuti dengan pemasukakan pada ring dalam.

7. Masukkan air kedalam ring dalam dan catat posisi air awal ( t=o) dibawah level standar t.

8. Angkat lembaran plastik dan stop watch dijalankan segera setelah air mencapai tanah.

9. Baca interval waktu setiap penurunan 1 mm air infiltrasi.

10. Catat penurunan air selama selang waktu tertentu sampai infiltrasi tetap.

11. Lakukan ulangan 3 kali untuk tanah dengan pengelolaan yang sama.

12. Cabut ring dengan penjepit yang disediakan.

Gambar 7.7. Cara Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah

DSC01858

DSC01872

Infiltrometer Ring Ganda

infiltrometer 1

infiltrometer 2

Infiltrasi Titik I

Infiltrasi Titik II

infiltrometer 3

infiltrometer 4

Infiltrasi Titik III

Infiltrasi Titik IV

TABEL PENGAMATAN

PENCATATAN WAKTU DAN PENURUNAN AIR

Tanggal : Nama :

Tempat pengukuran : No.mhs :

Keadaan permukaan : Kelompok :

Jenis Vegetasi :

Jam

Interval waktu (menit)

Pembacaan skala

(mm)

Penurunan

(mm)

Penurunan Kumulatif (mm)

Laju penurunan

(mm/mnt)

TUGAS :

1. Bagaimana hasil pengamatan dan mengapa terdapat demikian serta apa guna hasil pengamatan ini

2. Buat saran dari hasil pengamatan tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar